Sunday 5 August 2012

Rencana Jangka Panjang

Wohoooo... What up blogger?? Udah lama banget ga ngeblog, dashboard blog gw sampe ada sarang laba-labanya kelamaan ngga di update, hehehe. Sedang 'sok' sibuk belakangan ini.

Anyway, kembali ke judul.

Seminggu yg lalu, gw nonton serial How I Meet Your Mother Season 7, ditanyangin marathon di Star World. Di episode entah berapa, ada satu cerita dimana Ted ngajak Barney dan Marshal nonton Trilogi Star Wars, mereka rutin nonton bareng film ini setiap 3 tahun sekali. Nah, setiap 3 tahun, setelah film selesai ditonton, mereka berandai-andai apa yang akan terjadi, dimana dan seperti apa mereka 3 tahun kedepan, setelah itu mereka mengingat lagi apa bayangan mereka 3 tahun yg lalu dan apa yg kenyataannya terjadi. Tapi tahun ini, mereka ngga mau membuat rencana 3 tahun mendatang karena rencana mereka dari beberapa tahun yg lalu tidak ada yg jd kenyataan.

Nah, selesai nonton ini, gw langsung inget kalo dulu tiap tahun, di malam tahun baru (yg pasti gw habiskan duduk manis di rumah depan lap top) gw selalu bikin resolusi tahun baru yg gw ketik di Ms.Word dan gw save dengan password. Tapi kebiasaan ini berhenti di tahun 2009, karena tiap tahunnya segala upaya untuk mencapai resolusi sudah gw lupakan di minggu kedua. Contoh, resolusi : makan makanan sehat, 1 minggu pertama : ga makan daging, makan rutin, buah, sayur, 2 minggu : makan di warung steak enak nih..., 3 minggu : damn, bakso emang enak banget, dan seterusnya sampe gw lupa punya resolusi dan baru inget apa yg gw pernah ketik di malam tahun baru ke tahun berikutnya waktu gw mau kumpulan "resolushit" lainnya.

Seringnya, kita buat rencana ini - itu, cita - cita setinggi gunung Everest (ga usah setinggi langit, setinggi Everest aja ga kesampean melulu), tapi rencana cuma tinggal rencana karena seringkali kita lupa untuk memaksimalkan satu hal penting : UPAYA.

Pernah denger istilah NATO? Bukan-bukan, bukan NATO di pelajaran sejarah (apa ya kepanjangannya, lupa :P), NATO itu singkatan dari No Action Talk Only. Banyak bicara sedikit bertindak. Kebanyakan orang seperti ini, dan termasuk saya. Kesel sediri dgn keNATO-an gw, then gw berhenti bikin resolusi.

Sampe di tahun baru 2011, setelah lulus kuliah, akhirnya ortu menanyakan : apa rencananya setelah ini dan 5 tahun kedepan??
Gw bengong, nyengir dan bilang : ngga tauuuu!!

Setelah ngomel-ngomel karena hidup tanpa planning, akhirnya gw terpaksa mikir juga, apa ya target gw 5 tahun kedepan???

Berhenti bikin resolusi, gw berpindah ke lain hati dengan bikin Rencana Jangka Panjang (RJP). RJP gw isinya simpel, cuma berupa list target apa yg harus gw capai dalam 5 tahun kedepan.
Supaya ngga NATO lagi, gw jabarkan smua rencana ini ke Ortu, jd ketika gw mulai entah sengaja atau enggak, tiba - tiba lupa ingatan dengan target - target ini, ada yg mengingatkan. Dan kelebihan dari nge-share target - target ini ke orang tua adalah mereka bantu untuk kasi masukan upaya apa yg harus dilakukan untuk mencapai target.

Pernah baca The Secret (Rahasia) ini buku motivasi best seller, atau buat yg males baca buku, ada juga versi DVDnya. Penulisnya, lupa gw namanya siapa, bilang ada 3 rahasia untuk mencapai atau mendapatkan apapun yg kita inginkan, agak ribet memang bahasanya, tapi kalau disimpulkan untuk mendapatkan apapun yg diinginkan cuma butuh pelaksanaan dari 3 kata : ask for it (minta), believe it (percaya), receive it (terima). Ketika ada yg kita inginkan tentukan dengan jelas apa, minta, minta ke diri sendiri, minta ke Tuhan, setelah minta kita ngga boleh cuma cuap-cuap minta terus, kita harus percaya kalo kita pasti akan mendapatkan apa yg kita inginkan, jadi kita akan mulai menyiapkan kedatangan apa yg kita minta, walaupun belum tentu apa yg kita minta itu kita dapatkan sesuai dengan yg kita inginkan.
Kalau habis baca buku ini, semangatnya emang luar biasa, tapi lagi - lagi penerapan isi bukunya cuma anget-anget feces ayam, hehe. Buku ini gw dapet tahun 2008, tapi sampe sekarang gw ngga pernah menerapkan isi bukunya, dasaarrr bebel (>.<)

Ok, gw memang nggak pernah bener - bener menerapkan apa isi The Secret, gw punya pendekatan sendiri untuk RJP gw, which is : hemat kata tapi kaya upaya.

Berhenti cuma bikin rencana, langsung ke upaya aja, gimana hasilnya : pasrah saja lah, yg penting sudah usaha. Lebih baik menyesal karena gagal setelah berulang kali mencoba dari pada menyesal karena sama sekali tidak berusaha.

Sama dengan orang - orang pada umumnya, target gw setelah lulus kuliah adalah kerja, cukup modal, menikah, punya anak. Upaya untuk itu tiap orang punya caranya masing - masing. Target kerja gw memang belum tercapai maksimal, but at least I tried my best. Target menikah, oh no...ini yg paling berat, nggak segampang yg dilihat di film-film kartun Disney, ketemu - pacaran - nikah. Padahal untuk melewati masing - masing tahapnya prosesnya rumit, banyak rintangannya. Dan terutama, saat kita sudah ketemu dengan orang yg hampir tepat, untuk memutuskan kita akan melanjutkan ke tahap berikutnya (wedding) itu banyak yg harus disiapkan. Siap fisik (pastikan sehat, bebas anemia, bebas infeksi, tubuh siap untuk menghadapi kehamilan dan persalinan, ehemm...konsep bidan, hahahaha), siap mental (yakin ni orang bakalan ada sampe gw tua? dan meninggal? yakin ni orang bisa monogami sampe mati? siap buat terima apapun kurang - kurangnya orang itu nanti? siap memghadapi apapun masalahnya nanti?), siap finansial (nikah butuh duit banyak euy, udah punya duit buat biaya kehamilan? melahirkan? perawatan bayi?). Banyak yg bilang : jalanin aja, nanti juga ketemu jalannya. Kalo gw nggak setuju dengan konsep ini, harus ada upaya maksimal untuk mencapai tahap itu. Fisik gw belum siap (indeks massa tubuh gw kuraaaaanngg!!! Siapa yg mau jd donor lemak???), mental gw belum siap, dan secara finansial apalagi.

Tapi, walaupun target kesana masih 2 - 3 tahun kedepan, sedikitnya gw sudah mulai siap - siap. Menyiapkan calon yg hampir tepat (bukan orang yg tepat, karena menurut gw nggak ada orang yg tepat, mustahil, yg ada cuma orang yg hampir tepat, karena orang yg kita anggap tepat pasti satu atau dua kali akan melakukan kesalahan yg sama dgn orang tidak tepat yg pernah meninggalkan atau kita tinggalkan sebelumnya), mungkin bukan yg sudah kaya, bukan yg gantengnya kaya Adam Levine, bukan yg punya mobil bagus, yg penting bisa menghadapi gw, gw yg asli, dengan semua sikap, sifat, kekurangan dan kelebihannya, yang bisa memenuhi paling tidak kebutuhan makan, selebihnya bisa di cari sama - sama. Siap - siap dengan belajar hidup sehat. Siap - siap untuk menabung, bukan untuk biaya nikah-nikahan, itu urusan nomor sekian, kalau ngga punya banyak ya jangan bikin acara besar - besar, yang penting untuk disiapkan adalah biaya setelah menikah. Dan berhubung gw pernah jadi bidan dan dicekokin dengan berbagai materi kesehatan reproduksi, ibu dan anak, yg lebih jadi fokus gw adalah persiapan finansial untuk hamil, melahirkan dan merawat anak.
Sering gw liat suami pasien yg bingung waktu istrinya melahirkan, kok tiba - tiba ada komplikasi, padahal yg disiapkan biayanya cuma cukup untuk melahirkan normal, bahkan ada juga yg ngga siap uang sama skali. Bukannya mengharapkan yg buruk, cuma buat gw inilah yg seharusnya disiapkan dari awal sebelum memutuskan menikah. Siapkah untuk hamil dan punya anak? Kalau belum siap secara fisik dan finansial tapi sudah harus menikah, lebih baik tunda kehamilannya.

So, gw mulai menabung untuk biaya itu dari sekarang, biar dibilang lebay, tapi apa salahnya meringankan beban suami nanti (dengan siapapun jadinya nanti), perempuan harus mandiri, perempuan akan lebih bisa menentukan keputusan atas dirinya, memilih yang terbaik untuk dirinya kalau dia bisa ikut serta membantu secara finansial, walaupun sedikit. Kebanyakan baru mulai menabung di trimester I, kalau menurut gw ini kurang tepat, karena walaupun kehamilan dan persalinan itu adalah suatu proses yang fisiologis, setiap wanita berisiko untuk mengalami komplikasi dalam bentuk apapun, jangan sampai urusan uang jadi pengahalang untuk memberikan penanganan dan perawatan kehamilan dan persalinan. Buat yg tertarik bisa coba pake tabungan jangka panjang yg tersedia di bank - bank, ambil yg tahunan, tiap bulannya di potong otomatis dari rekening, simple, sedikit - sedikit tapi akan sangat bermanfaat nantinya.

Yup, begitulah cuap - cuap saya, btw gw bikin postingan ini lewat aplikasi blogger di iphone, ini jempol sudah hampir keriting ketik - ketik. 

Kesimpulannya, hemat bicara, kaya upaya. This is my future plan, what's yours???