Gw sendiri bisa dibilang mengambil keputusan dalam waktu singkat, bahkan kalau ditanya kenapa gw mau sama Mr. gw juga susah menjelaskan. Why? Karena apa yang dirasa kadang - kadang sulit untuk dijelaskan. Intinya, siapa yang bisa membuat paling nyaman, itu yang dipilih, iya kan?
Kalau nonton di TV, urusan lamar melamar itu pake acara - acara lebay macam apalah judulnya itu yg ngelamar di liput TV atau bahkan acara di Star World kaya Mobbed yang bikin surprise waktu lamaran, romantis - romantisan, dll. Kalau gw, karena si pacar bukan tipe manusia romantis - romantisan, doi langsung tanya "ada hari baik untuk menikah bulan sekian tahun sekian, pilih mana?" dan jawaban bodoh gw adalah "kok langsung ke tanggal, emang gw udah bilang mau nikah?" hahahahahaha. We are a weird couple. Aneh dua - duanya memang, makanya cocok, hehehe. Kami bahkan nggak tau kapan kami sebenarnya mulai pacaran, everything just flow like water, mengalir begitu saja, nggak perlu banyak basa - basi, hehehe.
Kalau ditanya kenapa mau sama pacar, jawaban gw cuma : karena merasa nyaman. Singkat, jelas, padat.
Umur sudah cukup, keyakinan sudah mantap, tinggal langkah tegap majuuu.... jalan!
So, setelah meminta pertimbangan dan masukan dari keluarga dan teman, berdiskusi panjang lebar, mengatasi perbedaan, menerima kekurangan, kami sepakat dengan bulan Oktober. Dalam adat Bali (dan mungkin juga di beberapa daerah, seperti Jawa), penentuan hari pernikahan itu nggak gampang, banyak pertimbangan, nggak boleh di hari kelahiran, nggak boleh sekian hari dari hara raya Galungan, ada perhitungannya yang gw juga nggak begitu paham. Sempet berdebat karena pemilihan hari dan tanggal yang menurut gw nggak pas, dan akhirnya setelah penjelasan 2 kali panjang + lebar (keling - keliling) dari pacar lebih ngerti tentang beginian gw menyerah dan ngikutin keputusan :
- Pawiwahan (kalau di Muslim namanya ijab kabul) : Tanggal 14 Oktober . Lokasi di rumah kediaman keluarga pacar (kalau adat Bali, pernikahan dilangsungkan di keluarga laki - laki) di Lampung Timur.
- Mepamit (meminta izin dan memberi kabar ke keluarga besar bahwa anak perempuannya sudah menjadi istri dan ikut ke keluarga suami) : Tanggal 18 Oktober. Lokasi di rumah keluarga besar di Tabanan, Bali.
- Resepsi : Tanggal 27 Oktober. Lokasi di Bandar Lampung.
Tapi ternyata rencana awal berubah, setelah mempertimbangkan dan diskusi dengan keluarga di Bali, biar nggak bolak - balik dan nggak mepet dengan hari raya Galungan, acara resepsi di majukan ke tanggal 20 Oktober dan ke Bali 1 bulan setelah Galungan. Batal deh rencana honeymoon di Bali, hehehe, di Lampung aja cukup lah :D