Friday 14 June 2013

Menghitung Bulan (Part III) : Pake baju apa yaaa???

Sebagai Bali sejati (lebay) pastinya acara gw menggunakan pakian adat Bali, cuma... karena acaranya buanyak, otomatis harus menyiapkan banyak kostum.
Keuntungan punya ibu perias pengantin adalah pakaian adat bali gratisan, hahahaha. Kalau sewa perias pengantin Bali di Lampung ini sekitarn 2,5 - 5 jutaan. Lumayan lah hemat segitu.
Tapi gw tetep harus bermodal untuk urusan kostum karena acara yang pakai pakain Payas Agung cuma di resepsi, di acara Mepamit dan Pawiwahan rencananya sih pakai modifikasi dengan Kebaya.
Kebaya untuk acara di Lampung gw siapin 1, itupun udah beli bahan dari bulan Mei dan sedang di proses di tukang jahit. Kenapa gw sudah jahit kebaya dari 6 bulan sebelumnya? Karena :
  1. Proses menjahit kebaya pengantin itu makan waktu sekitar 1 bulan
  2. Gw mau payet kebayanya sendiri, hemat dan kalau terlibat di pembuatannya pasti lebih berkesan ketika dipakai
Nekat memang pasang payet kebaya sendiri, cuma gw sudah melatih kemampuan payet memayet gw (ya elah bahasa gw :p) sebelumnya di pembuatan ekor pengantin pesenannya client ibu (apa sih istilahnya kain panjang menjuntai - juntai yang dipake pengantin itu??) dan terbukti gw tahan ngerjainnya walaupun ngejelimet dan ngebosenin. So... yeah, gw mau payet kebaya gw sendiri.

Model kebaya gw gambar sendiri, setelah cari inspirasi dari internet, intip - intip galeri kebaya designer - designer macam Marga Alam, Inar, Vera, Maha Kemala trus intip facebook rumah - rumah jahit, dan beli majalah - majalah kebaya (damn, they are so expensive ya). Gw suka banget dengan model - model kebayanya Verakebaya (cari di instagram atau kalo nggak bisa di hp pake webstagram), kebayanya sederhana, nggak bling - bling atau kebanyakan detail macem - macem, polos tapi anggun gitu. Seandainya gw punya cukup tabungan untuk bikin kebaya disana, hiks (T__T). Ya tapi gpp lah, berhubung nggak kebeli, gw meniru aja model kebaya pinguinnya verakebaya trus dikasi bordir di bagian dada meniru bordir di kebayanya marga alam. Karena kebayanya belom jadi, gw cuma bisa berdoa mudah - mudahan tukang jahitnya bisa membuat seperti yang gw pengen.

Sesuai tema low budget gw, gw pilih bahan yang tidak mahal tapi bisa dibentuk dengan mudah dan motifnya cantik. Setelah konsul model yang gw pengenin, kasi gambar ke tukang jahit, tukang jahitnya kasi saran untuk beli bahan brokat korea.  Setelah muterin pasar Tengah, gw nemu brokat korea warna soft pink di toko Ovitex di Bandar Lampung dengan harga setelah tawar menawar Rp.250.000,- per meternya, kalau di Jakarta lebih murah kali yaa?? Gw beli 3 meter karena gw bikin kebaya panjang, trus dikasi bonus sama cici tokonya 0,5 meter dengan tambahan uang 75 ribu karena ngabisin sisa brokatnya. Setelah tau wujudnya brokat korea, setuju dengan penjahit gw, bahannya memang cocok untuk dipakai bahan kebaya pengantin karena selain bahannya adem dan lembut jadi nempel di badan, motif bunganya bagus dan mudah dibentuk.

1 comment: