Wednesday 8 February 2012

Dear Smokers...

My Dad, WAS a smoker, a hard smoker.
Semenjak tahun 2000, setelah si adek lahir, dengan penuh kecaman, ancaman, pukulan, cubitan, hukuman, omelan dan lain sebagainya dari gw dan ibu, papa memutuskan untuk mulai mengurangi rokok dan resmi bersih dari rokok 8 tahun setelahnya. My dad is now free from smoke.
Susah sekali untuk memaksa seseorang keluar dari kecanduan rokok, papa butuh waktu sampai 8 tahun untuk benar - benar berhenti, selama 8 tahun proses berhenti, papa ngga pernah berani ngerokok di depan gw atau ibu apalagi di dalem rumah, tapi kalau ada waktu dan kesempatan pasti sembunyi - sembunyi ngerokok, itupun kalau ketauan bisa habis gw omelin dengan segala teori tentang bahaya rokok dan apa akibatnya buat gw, ibu dan adek, yang lebih sadis dari itu, setiap gw nemu papa lagi ngerokok , rokok langsung habis gw injek - injek, bahkan pernah gw matahin 1 bungkus rokok didepan papa. SADIS??? YA, sengaja. Mana yg lebih sadis, memaksa untuk berhenti ngerokok atau membiarkan orang yang kamu sayangin sakit dan menderita di masa tuanya karena kamu tidak pernah mencoba untuk melarang atau menghentikan kebiasaan merokoknya?
Tapi ternyata, proses menghentikan kebiasaan merokok dengan cara bar - bar seperti yg pernah gw terapkan ke papa itu memberikan hasil yang kurang maksimal, pernah juga gw coba untuk pasang gambar dibawah ini untuk mengingatkan betapa menyeramkannya efek rokok.



Tapi ternyata papa ngga berhasil gw takut - takutin dengan gambar ini, malah bales dengan pembelaan : Ngerokok ngga ngerokok juga ujung - ujungnya mati. Nah, ini adalah ungkapan yang paling sering gw denger dari beberapa orang yang gw ajak untuk mengurangi rokok, kata- kata paling mujarab mereka untuk menyanggah kalo rokok itu berbahaya.

Smoking is not a crime, merokok itu bukan perbuatan kriminal, tapi merokok bisa menjadi perbuatan kriminal, apabila merokok di : fasilitas pelayanan kesehatan, tempat belajar mengajar, tempat bermain anak, tempat ibadah, angkutan umum, tempat kerja, tempat umum lainnya yang ditetapkan (UU Kesehatan No.36 tahun 2009), setiap daerah bebas menentukan kawasan bebas rokok dan apa sanksi untuk pelanggarnya. Dan satu lagi, merokok adalah perbuatan kriminal apabila merokok di dalam rumah, di depan anak apalagi wanita hamil, EGOIS sekali kalian kalau melakukan hal ini di rumah.

Yang selama ini didengung - dengungkan adalah hanya perokok aktif dan perokok pasif, fisrt hand smoke dan second hand smoke. Ya pasti udah banyak lah yang tau apa akibat rokok buat perokok aktif dan pasif, udah berbusa - busa penyuluh ngomong di depan, iklan udah banyak, sampe di bungkus rokok udah di kasi peringatan masih juga kan jumlah orang yang ngerokok banyak. Kayanya basi kalau itu masih di bahas disini, Ada beberapa hal yang perlu kalian ketahui wahai perokok, terutama kalian yang belum menikah, masih muda belia, remaja, apalagi wanita  ( I wish I can slap you right on your face!!). Now, mari sedikit buka mata, hati, dan pikiran kalian untuk menyadari bahwa :

Suatu saat nanti, kalian para single men and women akan menikah, dan punya anak
  • Kita pertama lihat dari sisi kesehatannya. Kalau yang merokok adalah laki - laki, maka efek rokok bagi si lelaki perokok  (first hand smoke) adalah banyak (udah pada tau pasti kan), dan efek kepada istrinya yang tidak merokok tapi sering bersama si suami yg menghirup rokok (second hand smoke) juga banyak. Nah, ketika nanti si istri hamil dan si suami masih dengan egoisnya merokok di dalam rumah, apalagi di depan istrinya, maka si bayi akan berisiko mengalami beberapa masalah antara lain adalah kelainan dalam tumbuh kembang janin, kecacatan baik fisik ataupun mental, setelah lahir dan si ayah tetap merokok maka anak akan terkena gangguan pernapasan. 
  • Beberapa ayah yang lebih bijak, mungkin akan mulai merokok di luar rumah, atau di perjalanan pulang kantor, atau di tempat lain selain di rumah, YA, ini tindakan baik, tapi pernahkan kalian mengenal istilah THIRD HAND SMOKE??? Beberapa tahun belakangan, peneliti mulai mengidentifikasi bahwa ada third hand smoke, siapakah mereka? Biasanya adalah anak - anak. Kenapa third hand smoke? Jadi begini, menurut dr.Philip Landrigan (kalo ngga salah ini namanya) ketika seseorang merokok maka partikel - partikel "racun" rokok akan menempel pada tubuh, dan pakaiannya. Partikel ini bersifat karsinogenik dan mengandung zat radioaktif yang berbahaya untuk anak. Jadi walaupun tidak merokok di dalam rumah, ketika kalian merokok, tubuh kalian tetap menyediakan zat berbahaya bagi anak dan istri. Bayangkan, betapa egoisnya kalian jika kalian juga membahayakan istri dan anak untuk kesenangan kalian sendiri?????
  • Itu dari segi kesehatan, sekarang coba kita hitung - hitung uang. Biasanya kalau soal uang semuanya langsung semangat. Berdasarkan hasil survei, rata - rata laki - laki Indonesia merokok 12 batang perhari. Kalau harga 1 batang rokok adalah Rp.1000,- maka dalam 1 hari habislah uang Rp.12.000 untuk membeli rokok. Dalam sebulan habis Rp.360.000,- dalam setahun habis uang Rp.4.320.000,-
    Jumlah yang sangat besar. Kalau untuk kalian mahasiswa, uang 12 ribu itu bisa untuk makan siang 1 kali, atau sarapan 2 kali, uang 12 ribu itu kecil lah, mungkin tidak ada harganya untuk sebagian orang. Tapi ketika kalian menikah nanti, uang tidak hanya untuk memenuhi kebutuhan diri sendiri, akan ada anak istri untuk diberi makan, uang Rp.12.000 sehari itu kalau ditabung selama 1 minggu menjadi Rp.84.000,- uang ini bisa dipakai untuk membeli susu untuk anak, susu dengan kualitas paling bagus dalam kemasan kecil, cukup untuk diminum sampai 2 minggu. Atau membeli makanan bergizi untuk dikonsumsi sekeluarga, terutama untuk anak.
    Pernah, suatu waktu gw nemu pasien anak, kuruuuusss... berat badannya di bawah standar usianya, orang tuanya dua - duanya bekerja, penghasilan rata - rata sebulan 1,5 jutaan. Harusnya itu lebih dari cukup untuk membeli makanan anak, dan setelah iseng gw tanya - tanya tidak ada penyakit dan masalah dengan pola makan anak, yang salah adalah ternyata suaminya perokok berat, satu hari bisa menghabiskan 2 bungkus rokok, artinya hampir Rp.500.000 dari gajinya habis untuk rokok, jadi ngga heran kalau anaknya kurus kering. Betapa egoisnya orang tua yang lebih memilih untuk membeli rokok dari pada membelikan anaknya makanan yang bergizi????
Nah, dari berbagai cara yg gw pake, ternyata cara paling ampuh untuk menghentikan kebiasaan merokok papa adalah cara no 2, pendekatan ekonomi, setelah hitung - hitung - hitung dan disadari kalau banyak yang bisa dibeli dengan uang tabungan berhenti merokok papa benar - benar berhenti merokok kali ini karena keinginannya sendiri, bukan karena paksaan atau hukuman lagi, bahkan mulai mengajak saudara yang lain untuk juga berhenti ngerokok, see... money can change someone's belief, hehe

Kasarnya, bisa dibilang kalau para perokok tidak sadar bahwa mereka menghabiskan terlalu banyak uang untuk cepat mati. Saya tidak membenci orang yang merokok, saya benci kebiasaannya. Jadi, kalau kalian sekarang merokok, cobalah pikirkan masa depan, jangan pikirkan saat ini kamu senang karena merokok memberi kamu kesenangan, rasa percaya diri, atau kebanggan. Tidak ada alasan lagi untuk tidak mengurangi konsumsi rokok bahkan berhenti kalau bisa dari sekarang, sebelum kalian melakukan kesalahan besar nanti.
Semua orang bisa berubah, hanya perlu kesadaran, keyakinan, dukungan dan niat tulus dari dalam hati.

Semangat untuk berubah menjadi lebih baik dear my smoker friend, I know you can do it!!



1 comment:

  1. tidak semua pendekatan ekonomi bisa membuat perokok berhenti merokok.
    walaupun uang sisa Rp 100...apalagi masih ada orang tua di dekatnya, pinjam atau banyak cara lainnya untuk bisa merokok. walaupun tidak ada uang belanja, tetap aja merokok, walaupun sudah kena stroke ringan tetap aja merokok, walaupun istri sementara hamil, walaupun istri sementara sakit batuk2.
    jika disuruh mengurangi dan berhemat, perokok akan sangat marah. merasa terhina. disuruh perokok berhemat dianggap uangnya pasti untuk keperluan lain (istrinya karena ingin beli buah).
    jika istri bekerja, suami tidak merasa bertanggung jawab lagi kepada istri.
    jika uang suami kurang ada uang istri.tidak mau berhemat untuk masa depan bersama.
    perokok sangat egois.

    ada solusi untuk perokok tersebut?

    ReplyDelete