Tuesday 28 February 2012

Sometimes it lasts in love but sometimes it hurts instead

So, I said NO, again.


Adele said : sometimes it lasts in love but sometimes it hurts instead.
For this time you may get hurt, but trust me someday you'll find that what I said to you is true, sometimes its not all about money :)
Usher said : We're so much better of seperated.

Avril Lavigne said : There's other fishes in the sea who would love to swim with you.

Tuesday 21 February 2012

Useless

Umur 10 tahun karena satu hal hidup berasa jungkir balik.
Umur 23 tahun ternyata harus terulang, lagi - lagi jungkir balik cuma kali ini dalam konteks yang berbeda.

Kuliah selama 5 tahun, D3 3 tahun 8 bulan (damn! harusnya gw D3nya ngga disana, heu... terbuang usia gw 8 bulan), sisanya D4, belom selesai skripsi dapet tawaran kerja sama "beliau" 6 bulan kerja dengan "dirinya", 4 bulan kerja dengan "instansinya", udah selama itu icip - icip pengalaman sekolah + bekerja di tempat yang katanya otak pendidikan kebidanannya Indonesia Raya pulang ke Lampung jadi ngga berguna, useless.
Biasa sibuk, kerja setiap hari, Senin - Minggu, plus lembur yang hampir tiap hari, belom lagi kalo udah dead line harus bergadang di "sana" sampe jam 12an, tiap hari mantengin lap top, kepala cenat - cenut, mata kedut - kedut melototin jurnal + disertasinya "beliau", belom lagi tugas tambahan dari kampus yang bikin ini dan bikin itu. Kenapa dulu gw mengeluh? Kenapa dulu gw pulang? Haaaaaa.... memang bener, u'll never know how much you love it until you loose it.

Sekarang.... gw malah bingung gw harus ngapain biar hari ini cepet kelewat. Sekalinya ada yang nawarin gw kerjaan, udah gw semangat 45 mau disana, eh.. malah ketipu. Dengan rasa marah dan pengen nimpukin tu orang yang wawancara, gw mengundurkan diri, mungkin gw satu - satunya orang yang mengundurkan diri sebelum mulai bekerja, hehe.
Dapet lagi tawaran, yah... walopun tidak sebaik yang sebelum - sebelumnya, dinikmati saja, yang penting ada alasan untuk keluar dr penjara (baca : rumah).
Lampung - oh - Lampung, kenapa begitu keras hidup disini (>.<)

Trus sekarang siapa yang bisa disalahin?? Ngga ada. Ini keputusan bersama.
Menyesal?? Banget!!!!!
Setelah membuat kesalahan pertama dengan pulang ke Kota nan Tidak Indah dan Tidak Permai ini gw membuat kesalahan kedua dengan KULIAH di sekolah swasta disini, oh Anaaaaa..... kamu itu otaknya pindah ke dengkul yaaaa???
Tapi, ternyata bukan gw sendiri yang ada di posisi jungkir balik, si Temen Sekampung yang dulunya Sekelas, kita sebut saja namanya YS ternyata juga mengalami hal yang sama, dan ternyata juga dia otaknya ikutan pindah ke dengkul dengan kuliah di tempat yg sama dengan gw sekarang (sebenernya gw yg nawarin sih), YS... maafkan aku menjerumuskanmu ke lembah hitam yang sama :D

Dan barusan, barusan banget nih, gw baca ada pembukaan Magister Kebidanan yang TIDAK harus punya pengalaman kerja 2 tahun di Universitas Andalas Padang dan Universitas Brawijaya Malang, dan FYI pembukaannya itu udah mulai dari September tahun 2011, artinya harusnya gw bisa ngedaftar dari tahun kemarin. Damn sekali lagi, sumpah nyesel. Ya Tuhan............ inilah akibat hambamu yg bodoh ini terlalu terburu - buru mengambil keputusan. Pesan moral : be quick but don't be hurry, menyesal kan jadinya!!
Mau curhat ke emak pasti diomelin, curhat ke babeh kasian, curhat ke adek diketawain, your the only one whom I can throw all my sadness and pain with, my dear blogger (T_______T)
Kalo tahun ini gw daftar S2 lagi bisa - bisa diamuk masa, pasti pada kompak teriak : KAWIN dulu sanaaaaaa, sekolah aja lu pikirin!!!!

Ya Tuhan, gatel rasanya pengen daftar ke Andalas. Tapi mau bayar pake apa. Kan ngga punya duit sendiri. Trus kuliah yang disini diapain, baru juga masuk semester II.
Ya Tuhan, saya banyak maunya ya???
Kalo lagi begini keegoisan saya muncul, memenuhi permukaan, alasan utama kepulangan, tujuan kepulangan dan orang tua jd terlupakan begitu saja. Berusaha tenang dan menikmati selama 6 bulan akhirnya meledak juga. Haaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa........................ tears falling down on my face, I wanna run away from here.

Sudahlah, nikmati saja lagi *sabiltelenludah-usaptissue-ambilkunci-tancapgaskexaveriuspadahalkecepetan1jam*

Sunday 19 February 2012

Grhastha Asrama : Menuju Keluarga Satvam, Sivam, Sundaram

Hari raya Kuningan juga hari odalan Pura Kerthi Bhuana Way Lunik, karena ini hari raya Kuningan di Lampung jauh lebih heboh dari hari raya Galungan. Umat dari berbagai penjuru Lampung dateng ke Pura ini, jadi pura ini ramenyaaaaaa.... luar binasa. Sembahyang aja harus ngantri di depan tangga, mau keluar pura juga harus ngantri. Belom lagi kalo pas ada acara hiburan, waduh... bikin macet jalur lintas sampe berkilo - kilo meter.

Yang jadi favorit gw di odalan Way Lunik adalah selalu dateng pedagang - pedagang buku agama, hiasan - hiasan dan souvenir - souvenir Hindu yang jarang banget ditemuin di Lampung raya. Kebiasaannya, kalo pas odalan, Babeh selalu beli beberapa buku agama untuk persediaan bacaan 6 bulan dan selalu ada 1 buku yang WAJIB gw baca. Tahun kemarin Babeh beliin buku tentang perjalanan janin dari fertilisasi sampe jadi bayi menurut Hindu, cuma karena banyakan bahasa Bali dan diambil dari lontar, gw ngga ngerti, menyerah baca di halaman ke 10 dan sekarang cuma jadi pajangan doang, hehehe.

Tahun ini, Babeh ngasi buku yang judulnya Grhasta Asrama : Menuju Keluarga Satvam Sivam Sundaram, pegangan untuk berumah tangga, begitu tulisannya. Nah, Babeh ngasi gw buku ini dengan pesan : Baca sampai habis, resapi, praktekkan (dziiiingg......!!!).

Awalnya gw cuma lirik - lirik doang buku ini mejeng di rak buku, lama - lama penasaran juga isinya, dan langsung melahap habis dalam 1 hari, hehe. Ternyata isinya menarik, dan diperlukan, terutama untuk kita - kita yang buta dengan tradisi Bali. Buku bagus untuk kado perkawinan.

Inti buku ini :
Grhasta itu apa?
Grhasta itu tahap kedua dari Catur Asrama (inget lagi pelajaran pasraman SD) yang terdiri dari Brahmacari (masa menuntut ilmu), Grhasta, Bhiksuka, Sanyasin. Nah, tiap tahapan ini dimaksudkan untuk memenuhi Catur Purusha Artha (dharma - berbuat kebaikan, artha - harta, kama - hawa nafsu, moksha - bersatunya atman dengan brahman), tapi tiap tahap ada prioritasnya, pada masa grhasta prioritasnya adalah artha yang berupa kebutuhan sandang, pangan, papan dan kama pemenuhan kebutuhan Eka Dasa Indria (baca lagi buku SDnya, kepanjangan ditulis) dengan dharma sebagai landasannya dan moksha sebagai tujuan akhirnya.

Apa sebenernya tujuan pernikahan?
Dalam pernikahan grhastin (orang yg sudah berumah tangga) diharapkan mampu menjadi keluarga Sukinah, yaitu keluarga yang bahagia lahir dan batin dan bla bla bla...bahasanya terlalu berat.
Tujuan utamanya bisa disingkat dengan 3 kata : satvam, sivam, sundaram

  1. Satvam (kebenaran) artinya : proses dan mekanisme pernikahan dijalankan sesuai dengan kesusastraan Hindu dan benar dari segi hukum.
  2. Sivam (kebajikan) artinya : tiap anggota keluarga hendaknya selalu mengutamakan kebersamaan, keserasian, keselarasan, saling pengertian dan tanggung jawab guna ajegnya suatu perkawinan, menghindari segala hal yg dapat menimbulkan kesalahpahaman ataupun perceraian.
  3. Sundaram (kesejahteraan) artinya : menjaga kedamaian abadi baik secara lahir maupun batin

Dan tambahan satu lagi, tujuan pernikahan salah satunya adalah untuk menghasilkan anak yg SUPUTRA. Su artinya baik, putra artinya anak jadi artinya anak yang baik (ya iya lah!), maksudnya anak yang berbakti kepada orang tuanya, dapat dibanggakan dan selalu berada di jalan dharma sehingga nantinya dia akan menjadi penyelamat untuk kedua orang tua dan leluhurnya. Ada lontar yang bilang lebih baik memberikan 1 anak suputra dari pada memberikan sedekah 100 buah sumur.

Bagaimana peran istri, suami dan anak?
"Pitri Deva Bhava, Maitri Deva Bhava" artinya Ayah dan Ibu adalah ibarat perwujudan dewa dalam keluarga.
Jadi, bukan ayah saja dewanya, atau ibu saja dewinya, kedua - duanya adalah SAMA, SEDERAJAT (catat baik - baik saudara - saudara, kalau ini dipahami baik - baik seharusnya tidak ada lagi perempuan yang jadi korban KDRT).
Menurut Weda Smrti, suami dan istri itu kaya benih dan tanah. Istri sebagai tanah dan suami sebagai benih. Persemian benih di tanah akhirnya akan menghasilkan tunas muda (anak). Agar tunas tumbuh dengan baik itu tergantung dari benih dan tanahnya, benihnya harus baik, dan tanahnya harus baik karena sifat si tunas tidak akan jauh dari asal dan tempatnya tumbuh. Anak adalah milik dan tanggung jawab bersama.

  1. Suami bertugas sebagai pencetus, pemrakarsa, dan pemimpin, menjamin kesejahteraan keluarga dan MELINDUNGI keluarganya. (Catat sekali lagi, MELINDUNGI, bukan membuat rusuh dengan perselingkuhan, apalagi justru menjadi penyiksa anak dan istri).
  2. Istri itu seperti pelita, pemberi penerangan, dia yg mengandung, melahirkan, guru pertama untuk anak, dan pusat kegiatan rumah tangga termasuk pelaksana utama kegiatan yadnya. Dari akar katanya Istri berasal dari kata Stri yg di bahasa Sansekerta artinya Pengikat Kasih, istri sebagai cerminan keutuhan rumah tangga. Pernah juga gw baca sloka yang intinya : dimana wanita dihormati disitulah para dewa merasa senang, dimana wanita tidak dihargai dan tidak dihormati dalam satu keluarga maka upacara yadnya sebesar apapun tidak ada artinya.
  3. Anak nantinya bakalan jadi sumber kebahagiaan suatu keluarga, jd kebanggan keluarga dan penyelamat baik selama orangtuanya hidup ataupun setelah mengalami kematian.

Pada intinya ikatan antara istri, suami dan anak itu ikatan pengabdian, baik secara horizontal atau vertikal. Horizontal artinya mengabdi ke sesama makhluk hidup, poinnya pengabdian dari istri ke suami dan sebaliknya, Vertikal artinya mengabdi ke Brahman dalam segala bentuk manifestasinya dan kepada leluhur.

Bagaimana agar bisa menjadi keluarga Sukinah?
Banyak banget yang dijelasin disini, tapi bisa gw simpulkan kalo intinya itu :

  1. Pilih calon pasangan yang baik (mungkin kalo dibaca - baca intinya jangan cuma cari yang pintar ilmu tapi tidak bisa mengaplikasikan ilmu, contoh : pinter, muka ganteng, nilai agama disekolah 100 terus tapi suka minum minuman keras apalagi pemabuk -- artinya tau yg mana baik dan buruk tapi tidak bisa mengendalikan panca indria sehingga berlaku sad ripu (nah loh, lupa apa itu?? buka buku SD). Btw, gw pernah baca hampir 50% KDRTbaik itu ke anak atau istri itu dilakukan oleh suami yg sedang mabuk, dan penyebab utama faktor kesulitan ekonomi atau tuduhan perselingkuhan.
  2. Pilih hari yang baik, lakukan dengan tata cara yang baik, taati kesusastraan agama dan hukum yang berlaku. Ada sloka yang artinya bila suatu perkawinan didasarkan atas perbuatan tercela atau dengan cara yang tercela maka akan dilahirkan keturunan yang tercela. Dan disini babeh nambahin kalo di Bali masih ada istilah kawin lari, gw kira maksudnya kaya yg gw liat di sinetron2 gitu, kabur trus kawin ngga pake wali, ternyata kawin lari versi Bali beda. Biasanya dilakukan kalo orang yg warna nya lebih tinggi mau menikahi wanita yg warnanya lebih rendah, jadi yg hilang itu proses meminang, ga ada lamar - lamaran, si perempuan langsung dibawa ke rumah lakinya tapi orang tuanya ngga dikasi tau untuk langsung upacara pawiwahan, ntar orang tuanya dikasi tau kalo anaknya udah dinikahin pake surat, SURAT doang, kumpulan kata yg ditulis di kertas pake tinta, ditahap ini gw teriak ke babeh : Gila mereka beh, Orang woy, bukan Barang, dia kita kaya kirim laporan penerimaan barang apa dan si babeh ngakak. Gila, masih jaman ya yang beginian, semua orang sama dimata Tuhan, itu merendahkan wanita banget, dinikahin tapi kok ngga ada kulo nuwun sama orang tuanya, emang yg ngelahirin siapa, bego juga yg perempuan mau, hadeuuuh.....
  3. Wujudkan sikap saling mehormati dan menghargai tugas dan kewajiban masing - masing. Baik pihak istri dan suami harus mampu mengendalikan panca indrianya sehingga terhindar dari perbuatan tercela yang akhirnya menimbulkan perceraian. 
Yang menarik, buku ini juga lengkap dengan tata cara pernikahan menurut adat Bali, tahap - tahapannya, banten - bantennya plus maknanya (ini yang penting, percuma bikin banten gede - gede tapi ngga tau makna makna masing - masing banten itu apa). Trus di akhir ada juga tentang gimana caranya mebanten di rumah, apa aja yang dibuat, siapa yang diaturin, apa yang harus diucapkan. Lengkap - kap - kap - kap dah. Hayooo... siapa nih yang mau nikahan??? Ntar gw pesenin deh buku ini buat kado nikahan, hohohoho. 

Wednesday 8 February 2012

Dear Smokers...

My Dad, WAS a smoker, a hard smoker.
Semenjak tahun 2000, setelah si adek lahir, dengan penuh kecaman, ancaman, pukulan, cubitan, hukuman, omelan dan lain sebagainya dari gw dan ibu, papa memutuskan untuk mulai mengurangi rokok dan resmi bersih dari rokok 8 tahun setelahnya. My dad is now free from smoke.
Susah sekali untuk memaksa seseorang keluar dari kecanduan rokok, papa butuh waktu sampai 8 tahun untuk benar - benar berhenti, selama 8 tahun proses berhenti, papa ngga pernah berani ngerokok di depan gw atau ibu apalagi di dalem rumah, tapi kalau ada waktu dan kesempatan pasti sembunyi - sembunyi ngerokok, itupun kalau ketauan bisa habis gw omelin dengan segala teori tentang bahaya rokok dan apa akibatnya buat gw, ibu dan adek, yang lebih sadis dari itu, setiap gw nemu papa lagi ngerokok , rokok langsung habis gw injek - injek, bahkan pernah gw matahin 1 bungkus rokok didepan papa. SADIS??? YA, sengaja. Mana yg lebih sadis, memaksa untuk berhenti ngerokok atau membiarkan orang yang kamu sayangin sakit dan menderita di masa tuanya karena kamu tidak pernah mencoba untuk melarang atau menghentikan kebiasaan merokoknya?
Tapi ternyata, proses menghentikan kebiasaan merokok dengan cara bar - bar seperti yg pernah gw terapkan ke papa itu memberikan hasil yang kurang maksimal, pernah juga gw coba untuk pasang gambar dibawah ini untuk mengingatkan betapa menyeramkannya efek rokok.



Tapi ternyata papa ngga berhasil gw takut - takutin dengan gambar ini, malah bales dengan pembelaan : Ngerokok ngga ngerokok juga ujung - ujungnya mati. Nah, ini adalah ungkapan yang paling sering gw denger dari beberapa orang yang gw ajak untuk mengurangi rokok, kata- kata paling mujarab mereka untuk menyanggah kalo rokok itu berbahaya.

Smoking is not a crime, merokok itu bukan perbuatan kriminal, tapi merokok bisa menjadi perbuatan kriminal, apabila merokok di : fasilitas pelayanan kesehatan, tempat belajar mengajar, tempat bermain anak, tempat ibadah, angkutan umum, tempat kerja, tempat umum lainnya yang ditetapkan (UU Kesehatan No.36 tahun 2009), setiap daerah bebas menentukan kawasan bebas rokok dan apa sanksi untuk pelanggarnya. Dan satu lagi, merokok adalah perbuatan kriminal apabila merokok di dalam rumah, di depan anak apalagi wanita hamil, EGOIS sekali kalian kalau melakukan hal ini di rumah.

Yang selama ini didengung - dengungkan adalah hanya perokok aktif dan perokok pasif, fisrt hand smoke dan second hand smoke. Ya pasti udah banyak lah yang tau apa akibat rokok buat perokok aktif dan pasif, udah berbusa - busa penyuluh ngomong di depan, iklan udah banyak, sampe di bungkus rokok udah di kasi peringatan masih juga kan jumlah orang yang ngerokok banyak. Kayanya basi kalau itu masih di bahas disini, Ada beberapa hal yang perlu kalian ketahui wahai perokok, terutama kalian yang belum menikah, masih muda belia, remaja, apalagi wanita  ( I wish I can slap you right on your face!!). Now, mari sedikit buka mata, hati, dan pikiran kalian untuk menyadari bahwa :

Suatu saat nanti, kalian para single men and women akan menikah, dan punya anak
  • Kita pertama lihat dari sisi kesehatannya. Kalau yang merokok adalah laki - laki, maka efek rokok bagi si lelaki perokok  (first hand smoke) adalah banyak (udah pada tau pasti kan), dan efek kepada istrinya yang tidak merokok tapi sering bersama si suami yg menghirup rokok (second hand smoke) juga banyak. Nah, ketika nanti si istri hamil dan si suami masih dengan egoisnya merokok di dalam rumah, apalagi di depan istrinya, maka si bayi akan berisiko mengalami beberapa masalah antara lain adalah kelainan dalam tumbuh kembang janin, kecacatan baik fisik ataupun mental, setelah lahir dan si ayah tetap merokok maka anak akan terkena gangguan pernapasan. 
  • Beberapa ayah yang lebih bijak, mungkin akan mulai merokok di luar rumah, atau di perjalanan pulang kantor, atau di tempat lain selain di rumah, YA, ini tindakan baik, tapi pernahkan kalian mengenal istilah THIRD HAND SMOKE??? Beberapa tahun belakangan, peneliti mulai mengidentifikasi bahwa ada third hand smoke, siapakah mereka? Biasanya adalah anak - anak. Kenapa third hand smoke? Jadi begini, menurut dr.Philip Landrigan (kalo ngga salah ini namanya) ketika seseorang merokok maka partikel - partikel "racun" rokok akan menempel pada tubuh, dan pakaiannya. Partikel ini bersifat karsinogenik dan mengandung zat radioaktif yang berbahaya untuk anak. Jadi walaupun tidak merokok di dalam rumah, ketika kalian merokok, tubuh kalian tetap menyediakan zat berbahaya bagi anak dan istri. Bayangkan, betapa egoisnya kalian jika kalian juga membahayakan istri dan anak untuk kesenangan kalian sendiri?????
  • Itu dari segi kesehatan, sekarang coba kita hitung - hitung uang. Biasanya kalau soal uang semuanya langsung semangat. Berdasarkan hasil survei, rata - rata laki - laki Indonesia merokok 12 batang perhari. Kalau harga 1 batang rokok adalah Rp.1000,- maka dalam 1 hari habislah uang Rp.12.000 untuk membeli rokok. Dalam sebulan habis Rp.360.000,- dalam setahun habis uang Rp.4.320.000,-
    Jumlah yang sangat besar. Kalau untuk kalian mahasiswa, uang 12 ribu itu bisa untuk makan siang 1 kali, atau sarapan 2 kali, uang 12 ribu itu kecil lah, mungkin tidak ada harganya untuk sebagian orang. Tapi ketika kalian menikah nanti, uang tidak hanya untuk memenuhi kebutuhan diri sendiri, akan ada anak istri untuk diberi makan, uang Rp.12.000 sehari itu kalau ditabung selama 1 minggu menjadi Rp.84.000,- uang ini bisa dipakai untuk membeli susu untuk anak, susu dengan kualitas paling bagus dalam kemasan kecil, cukup untuk diminum sampai 2 minggu. Atau membeli makanan bergizi untuk dikonsumsi sekeluarga, terutama untuk anak.
    Pernah, suatu waktu gw nemu pasien anak, kuruuuusss... berat badannya di bawah standar usianya, orang tuanya dua - duanya bekerja, penghasilan rata - rata sebulan 1,5 jutaan. Harusnya itu lebih dari cukup untuk membeli makanan anak, dan setelah iseng gw tanya - tanya tidak ada penyakit dan masalah dengan pola makan anak, yang salah adalah ternyata suaminya perokok berat, satu hari bisa menghabiskan 2 bungkus rokok, artinya hampir Rp.500.000 dari gajinya habis untuk rokok, jadi ngga heran kalau anaknya kurus kering. Betapa egoisnya orang tua yang lebih memilih untuk membeli rokok dari pada membelikan anaknya makanan yang bergizi????
Nah, dari berbagai cara yg gw pake, ternyata cara paling ampuh untuk menghentikan kebiasaan merokok papa adalah cara no 2, pendekatan ekonomi, setelah hitung - hitung - hitung dan disadari kalau banyak yang bisa dibeli dengan uang tabungan berhenti merokok papa benar - benar berhenti merokok kali ini karena keinginannya sendiri, bukan karena paksaan atau hukuman lagi, bahkan mulai mengajak saudara yang lain untuk juga berhenti ngerokok, see... money can change someone's belief, hehe

Kasarnya, bisa dibilang kalau para perokok tidak sadar bahwa mereka menghabiskan terlalu banyak uang untuk cepat mati. Saya tidak membenci orang yang merokok, saya benci kebiasaannya. Jadi, kalau kalian sekarang merokok, cobalah pikirkan masa depan, jangan pikirkan saat ini kamu senang karena merokok memberi kamu kesenangan, rasa percaya diri, atau kebanggan. Tidak ada alasan lagi untuk tidak mengurangi konsumsi rokok bahkan berhenti kalau bisa dari sekarang, sebelum kalian melakukan kesalahan besar nanti.
Semua orang bisa berubah, hanya perlu kesadaran, keyakinan, dukungan dan niat tulus dari dalam hati.

Semangat untuk berubah menjadi lebih baik dear my smoker friend, I know you can do it!!



Friday 3 February 2012

Nasihat Ibu (dirangkum dari hasil pembicaraan sepanjang perjalanan Bekasi - Pasteur)

Ibu, tipe ibu yang cool, calm dan confident. Tidak banyak bicara. Tidak banyak menuntut. Tapi sekalinya memberi nasihat, akan panjang tapi meresap. Ibu juga tipe orang yang lebih banyak diam kalo diperjalanan. Apalagi kalo naik pesawat, diam seribu bahasa, sibuk baca mantram Tryam Bhakam, hehehe. Udah bolak - balik Bandung, Jakarta, Bali masih tetep phobia sama ketinggian.

Kemarin, gw sama ibu berangkat bareng ke Bandung, naik pesawat 30 menit ke Jakarta, dan 4 jam naik travel Jakarta - Bandung. Tumben - tumbenan ibu bicara panjang lebar tanpa dipancing, nasihat yang sangat - sangat jarang gw denger. Konsep jodoh versi ibu.

Kalau dirangkum dari nasihat yang diberikan selama 3 jam, disela dengan minum, ngeluh laper dan digangguin sama om - om sebelah yang banyak nanya, inti dari nasihatnya terdiri dari 2 poin :
 
1. Memilih orang yang tepat
  • Di umur 23 - 25 tahun itu adalah masa yang paling tepat untuk mencari dan mengenal. Usia menikah itu relatif. Masa pengenalan itu tidak bisa dipatok harus berapa lama. Dengan memberikan beberapa contoh kasus, ibu berusaha untuk memberi gambaran bahwa orang itu bisa menemukan jodohnya dimana saja, dalam waktu yang tidak terduga atau bisa diduga, bisa orang yang sangat dekat atau bahkan sangat jauh.
  • Tapi jangan terlalu yakin dengan konsep jodoh ada di tangan Tuhan, karena kita Hindu, mengenal hukum karma, Tuhan memberikan kita jalan untuk memilih jodoh kita sendiri, Dia mengirim beberapa orang untuk menjadi kandidat calon jodoh, dan kita yang menentukan siapa yang akan kita pilih. Bagaimana hasil pernikahan itu, itu adalah hasil dari pilihanmu sendiri. 
  • Kamu harus menikah dengan orang yang seiman, itu wajib, itu satu - satunya unsur paksaan dalam konsep jodoh Ibu. Itu harga mati. Jangan melakukan kesalahan yang sama, belajar dari pengalaman sendiri, tidak mudah menghadapi perbedaan keimanan. Tidak boleh ada 2 nahkoda dalam 1 kapal.
  • Jangan mudah untuk nge-judge seseorang sebelum kamu kenal dia dengan baik, berikan kesempatan untuk dia mengenal kamu, keluargamu dan terutama mengerti bagaimana posisimu dalam keluarga ini, memahami kondisimu. Semua orang punya kekurangan dan kelebihan, sama seperti kamu, mungkin kamu punya kekurangan besar, tapi pasti ada kelebihan yang cukup untuk menutupi kekurangan itu.
  • Karena kita tidak pernah tau siapa yang akan jadi pendamping kita nanti, jadi kalau ada orang yang berusaha mendekati, buka hati untuk mereka. Jangan karena kita yakin dengan satu orang, walaupun orang itu sudah berlaku negatif berulang kali masih dipertahankan dan tidak mau terbuka dengan orang lain. Orang yang kita inginkan belum tentu adalah orang yang kita butuhkan. 
  • Bersikap sedikit agresif tapi bukan menyerahkan diri. Perempuan memang harusnya menunggu, tapi bukan berarti pasif, orang juga bosen kalo sudah susah payah mendekati tapi yang dideketin kaya yang ngga butuh, itu kesalahan yang paling besar. Tunjukkan pedulimu, beri tanda, tunggu bagaimana hasilnya. (Set dah, nyokap gw pakar banget yaaaa, mantannya banyak sih booo, hahahaha).
  • Tidak perlu orang yang dekat, artinya tidak harus satu kota, satu provinsi, atau masih keluarga atau orang yang dikenal. Tidak perlu berpikir bahwa orang itu akan membawa kamu jauh atau dekat dari orang tua. Orang tua itu hidupnya sebentar lagi, yang muda yang akan lebih lama menjalani hidup bersama, para orang tua tidak boleh egois dengan memaksakan kehendak anak harus ada di dekat mereka. Ibu pasrah, dimanapun kamu nanti, yang penting kamu harus ingat dengan kewajiban sebagai anak. (I cried on this part, hehe)
  • Ketika kita memilih seseorang, pastikan untuk mengenal kehidupan keluarganya, karena menikah bukan hanya antara suami dan istri, menikah juga menyatukan dua keluarga besar. Menerima perbedaan, walaupun akan butuh waktu lama tapi harus bisa saling membiasakan diri.
  • Pilihlah orang yang kamu yakin bisa membimbing kamu, menasehati kamu, memberi kamu kenyamanan dan ketenangan, jika kamu merasa terintimidasi dan tidak nyaman dengan keberadaanya, jangan pernah mencoba untuk memaksakan diri dengan alasan kepepet umur. 
  • Dengan memberikan contoh ibu juga menjelaskan pentingnya keseimbangan antara latar belakang pendidikan, bukan karena gengsi atau kepentingan materi, tapi ketika ada salah satu yang merasa lebih rendah, atau salah satu merasa lebih tinggi maka tidak akan ada keharmonisan dalam hubungan itu. Tapi ini tidak prinsip, artinya kalau bisa ya bagus, kalau tidak ya tidak apa - apa, ini subjektif, tergantung bagaimana individu menyikapi perbedaan diantara mereka.
  • Terakhir, jangan mengkambing hitamkan keluarga, artinya, jangan kamu mau dengan seseorang hanya karena di perkenalkan, di dukung atau bahasa kasarnya mah di jodoh - jodohin orang tua atau keluarga, karena ini bukan jaman Siti Nurbaya, kamu bebas memilih yang sesuai dengan keinginan dan kecocokan kamu, kalaupun orang tua atau saudara mengenalkan itu hanya memfasilitasi, selanjutnya terserah anda. Kalau suka sangat bagus sekali, kalau tidak jadikanlah saudara baru. Karena keterpaksaan itu tidak baik untuk masa depanmu nanti. Karena sempitnya komunitas dan ketakutan anaknya lari ke keimanan lain, terkadang orang tua gemes untuk tidak ikut campur, tapi yakinlah, orang tua selalu memberikan yang terbaik untuk anak.

2. Menentukan waktu pernikahan
  • Menikah itu tidak mudah, yang pertama kali harus dipikirkan saat memutuskan untuk menikah adalah apakah setelah menikah kalian yakin bisa membeli beras untuk kalian makan sehari - hari? Tidak perlu memikirkan rumah, kendaraan, makan enak, jalan - jalan. Menikah tidak harus ketika kalian sudah punya banyak harta atau menikah dengan orang yang hartanya banyak, harta itu bisa dicari, justru kalau kalian sama - sama susah dari awal, sama - sama menjalani hidup dari susah sampai nanti kalian bisa sama - sama sukses, itu artinya kalian berhasil berumah tangga.
  • Menikah juga tidak harus mengenal seseorang dalam waktu lama, dengn memberi contoh ibu menjelaskan kalau pasangan yang sudah lama bersama bisa berpisah, bahkan ketika 1 hari sebelum menikahpun masih bisa tidak jadi. Ada yang membutuhkan waktu lama untuk memutuskan, ada yang dalam waktu singkat sudah bisa memutuskan. Satu hal yang harus diingat, ikuti kata hati, dengarkan pendapat dari orang tua, keluarga, sahabat, dan jangan terburu - buru mengambil keputusan.
  • Terakhir, menikah itu butuh persiapan, jadi kalo nentuin hari itu dari jauh - jauh hari, jahit kebaya aja butuh waktu 2 bulan, belom cari gedung dan sebagainya, duh... pasti bakalan ribet ya............. *mulai disini omongan mulai ngalur ngidul dan ngga penting tentang persiapan nikahan dan diakhiri dengan kesimpulan kalo biaya untuk sewa fotografer jaman sekarang amit - amit harganya*

Nah, begitulah kira - kira kalau disingkat. Sebenernya papa sudah sering bahas ini, cuma dengan cara penyampaian yang berbeda, papa kebanyakan bercandanya, jadi jarang gw anggap serius.
Yah, intinya kekhawatiran orang tua terhadap anak akan benar - benar muncul ketika di usia si anak seharusnya sudah berpikir ke arah sana tapi si anak malah asik dan sibuk dengan hidupnya sendiri. Mungkin ini saatnya gw mulai berpikir lebih keras dan lebih fokus ke arah sini, apalagi sih yang dikhawatirin orang tua setelah anaknya lulus sekolah dan kerja? Ya masalah cucu, hehehe.

Buat kalian yang sedang mengalami tuntutan yang sama, siapa tau nasihat ibu ini bisa sedikit membantu memberi sedikit pencerahan, mari diresapi dan dipraktekkan :)